Sabtu, 30 Oktober 2010

Jogja Fashion Week 2010: Tonjolkan Keunikan Etnik Tradisional

Ruang Info | Jogja Fashion Week 2010: Tonjolkan Keunikan Etnik TradisionalSEJUMLAH desainer lokal dari beberapa daerah di Tanah Air menampilkan koleksi busana kaya sentuhan etnik tradisional, dalam acara fesyen tahunan Jogja Fashion Week 2010 yang digelar sejak Rabu (27/10). Berbagai motif batik, tenun, brokat, dengan aksen batu-batuan dan payet, dipadankan sedemikian rupa dalam berbagai rupa gaun dan busana.

Dalam perhelatan tahunan kelima yang kini mengusung tema 'The Recent Future' itu, para desainer tampak berusaha menampilkan koleksi yang lebih wearable. Meski pun demikian, ada juga sejumlah koleksi yang terkesan ekstravagan.

''Kita ingin Jogja Fashion Week yang kelima ini lebih menyentuh ke masyarakat. Kita ingin ini bukan sekadar tontonan yang bersifat glamour, tapi membuat suatu produk ready to wear yang bisa dipakai dan digunakan masyarakat,'' tutur Ketua Panitia Jogja Fashion Week (JFW) 2010, Afif Syakur.

Menurutnya, Yogyakarta sebagai pintu gerbang fesyen harus mampu mengangkat keanekaragaman budaya etnik tradisional. Oleh karena itu, para desainer dituntut mampu menampilkan unsur tersebut dalam setiap kreasinya.

Apalagi, Indonesia menyimpan potensi seni budaya yang tak ternilai harganya seperti batik, tenun, lurik, dan songket sebagai ikon kebudayaan Indonesia. Para perancang busana dan pelaku industri fesyen di Indonesia diharapkan mampu mengangkat potensi seni dan budaya itu, supaya kian berkembang.

''Di tahun yang kelima ini, kita menginginkan suatu produk fashion yang nantinya menjadi tolok ukur ke home industry atau industri-industri kecil, terutama di Malioboro, dengan sentuhan-sentuhan desainer supaya mereka bisa berkembang,'' ujarnya.

Keanekaragaman itu pun terlihat dalam sejumlah koleksi yang ditampilkan 13 desainer asal Yogyakarta, Bandung, Pekalongan, dan Semarang yang memeragakan busana karya mereka di hari pertama JFW 2010. Misalnya saja koleksi Citra Tenun Nusantara dari desainer Indrarini dan Dian Anggorowati, yang menjadikan tenun sebagai bahan baku busana ready to wear mereka.

Sumber: http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/index.php/read/2010/10/27/4241/4/Jogja-Fashion-Week-2010-Tonjolkan-Keunikan-Etnik-Tradisional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar